Lazada Indonesia

Sunday, 13 May 2012

Teknik Pengelolaan tanah di Lahan Pasang Surut


Silabus Materi Pengelolaan Tanah dan Air
·         Teknik pengelolaan tanah dan air.

Pendahuluan
·         Lahan pasang surut berbeda dengan lahan irigasi atau lahan kering , menyangkut kesuburan tanah, sumber air tersedia, dan teknik pengelolaannya.
·         Lahan ini tersedia sangat luas dan dapat dimanfaatkan untuk usaha pertanian.
·         Hasil yang diperoleh sangat tergantung kepada cara pengelolaannya.



Arah Pengelolaan untuk Tanah di Lahan Pasang Surut
·         Memanfaatkan air pasang untuk pengairan
·         Mencegah akumulasi garam yang dapat mengganggu pertanaman
·         Mencuci zat-zat beracun
·         Mengatur tinggi genangan untuk persawahan
·         Mempertahankan permukaan air tanah tetap di atas lapisan pirit
·         Menghindari kematian gambut atau kering tak balik
·         Mencegah penurunan permukaan tanah yang terlalu cepat di lahan Gambut

Sifat Tanah di Lahan Pasang Surut
·         Tanah sulfat masam dengan senyawa piritnya tanah gambut
·         Pirit adalah zat yang hanya ditemukan di tanah di daerah pasang surut saja.
·         Zat ini dibentuk pada waktu lahan digenangi oleh air laut yang masuk pada musim kemarau.
·         Pada saat kondisi lahan basah atau tergenang, pirit tidak berbahaya bagi tanaman.
·         Akan tetapi, bila terkena udara (teroksidasi), pirit berubah bentuk menjadi zat besi dan zat asam belerang yang dapat meracuni tanaman.

Pirit Dapat Terkena Udara Bila:
·         Tanah pirit diangkat ke permukaan tanah (misalnya pada waktu mengolah tanah, membuat saluran, atau membuat surjan).
·         Permukaan air tanah turun (misalnya pada musim kemarau).

Gejala Keracunan Zat Besi Pada Tanaman:
·         Daun tanaman menguning jingga
·         Pucuk daun mongering
·         Tanamannya kerdil
·         Hasil tanaman rendah.

Ciri-ciri Tingginya Kadar Besi Dalam Tanah:
·         Tampak gejala keracunan besi pada tanaman
·         Ada lapisan seperti minyak di permukaan air
·         Ada lapisan merah di pinggiran saluran.
Belerang menyebabkan air tanah menjadi asam, bahkan lebih asam daripada cuka.
Akibat yang ditimbulkan adalah:
·         Tanaman mudah terserang penyakit
·         Hasil panen rendah
·         Tanaman lebih mudah kena keracunan besi.
Mengenal Adanya Pirit Dalam Tanah
·         Adanya rumput purun (Scirpus juncoides) atau rumput bulu babi (Eleocharis retroflata), menunjukkan ada pint di dalam tanah yang telah mengalami kekeringan dan menimbulkan zat besi dan asam belerang.
·         Bongkah tanah berbecak kuning jerami di tanggul saluran atau jalan, menunjukkan adanya pirit yang berubah warna menjadi kuning setelah terkena udara.
·         Adanya sisa-sisa kulit atau ranting kayu yang hitam seperti arang dalam tanah. Biasanya di sekitarnya ada becak kuning jerami.
·         Tanah berbau busuk (seperti telur yang busuk), maka zat asam belerangnya banyak. Air di tanah tersebut harus dibuang dengan membuat saluran cacing dan diganti dengan air baru dari air hujan atau saluran.

Kedalaman Pirit Diukur Dengan Cara Berikut Ini:
·         Gali lubang sedalam 75 cm atau lebih. Ambillah gumpalan tanah mulai dari kedalaman 10 cm, 20 cm, 30 cm, dan seterusnya sampai ke bagian bawah.
·         Gumpalan tanah tersebut di tandai dan dicatat sesuai dengan asal kedalaman.
·         Setiap gumpalan tanah ditetesi air peroksida. Bila keluar buih meledak-ledak menunjukkan adanya pirit dalam tanah tersebut.
·         Cara lain dengan menyimpan gumpalan tanah tadi di tempat teduh. Diamati setelah 3 minggu, jika ada becak warna kuning jerami, maka tanah tersebut mengandung pirit.
·         Cara ini diulang sedikitnya di 20 tempat untuk setiap hektar lahan, guna memastikan kedalaman piritnya. Sehingga sewaktu mengolah tanah, pirit tidak teroksidasi, karena dapat meracuni tanaman.
(dikutip dari bahan ajar Muh. Akhsan Akib, SP, MP)

No comments:

Post a Comment