Penyebab penyakit (pathogen)
tumbuhan dapat dibedakan menjadi dua kelompok besar, yaitu kelompok biotik atau
organis yang biasa disebut parasit dan kelompok abiotik atau anorganik yang
biasa disebut fisiopat. Parasit yang paling penting adalah tumbuhan tingkat
tinggi, jamur, virus dan nematoda, sedang fisiopat ada yang berasal dari dalam
tumbuhan sendiri dan ada yang datangnya dari luar tanaman.
A. Tumbuhan Tinggi Parasitik
Tumbuhan tinggi parasitik dapat
dibedakan menjadi dua golongan :
1. Tumbuhan Setengah Parasitik dan
2. Tumbuhan Parasitik Sejati.
B. Jamur
Jamur adalah jenis tumbuhan yang
tumbuhnya berupa thallus (belum ada defferensiasi menjadi akar, batang dan
daun), tidak berklorofil dan mempunyai inti sejati. Kedua sifat terakhir untuk
membedakan dengan Gangang dan Bakteri.
Bagian vegetatif jamur berupa
benang-benang halus tumbuh memanjang bercabang-cabang, bersekat atau tidak
disebut hifa (hyphae), kumpulan dari hifa-hifa ini disebut miselium (micelium).
Berdasarkan ada tidaknya sekat, hifa dibedakan menjadi coenocytis (yang tidak
bersekat) dan celluler (yang bersekat).
Miselium dapat membentuk berkas
memanjang dan mempunyai lapisan luar yang liat dan keras. Berkas semacam ini
disebut rhizomorf. Ada pula jamur yang membentuk alat untuk beristirahat atau
bertahan disebut sclerotium, yaitu suatu massa hifa yang rapat/padat, sel-selnya
memendek dan membesar serta berisi banyak cairan.
1) Perkembangbiakan
Jamur dapat berkembang biak secara
asexual maupun sexual.
o
Pembiakan asexual : pada Phycomycetes pembiakan
asexual dengan pembentukan sporangiospora, yaitu spora yang dibentuk di dalam
kantong yang disebut sporangium. Sporangiospora yang dapat bergerak disebut
spora kembara (zoospora) sedang yang tidak dapat bergerak disebut aplanospora.
Pada golongan yang lebih tinggi dengan membentuk konidi yaitu spora yang
dibentuk dengan fragmentasi dari ujung hifa. Ujung hifa disebut conidiophor
(penduduk konidi). Conidiophor ini dapat tersebar, bebas satu sama lain, tetapi
ada juga yang terdapat di dalam tubuh buah tertentu. Bentuk tubuh buah ini
bermacam-macam, diantaranya :
·
Pycnidium
: tubuh buah yang berbentuk bulat/botol, yang mempunyai lubang untuk keluarnya
konidi, yang disebut ostiole.
·
Acervulus
: tubuh buah yang bentuknya seperti cawan..
·
Sporodochium
: tubuh buah yang bentuknya seperti acervulus, tetapi stroma dasarnya menonjol
keluar.
·
Coremium
: tubuh buah yang seperti sporodochium tetapi tangkai konidinya membentuk suatu
berkas yang panjang.
o
Pembiakan
sexual : pada
kelas Phycomycetes, pembiakan sexual berlangsung dengan persatuan antara dua
gamet yang sama baik ukuran maupun sifat morfologinya. Proses persatuan ini
disebut Isogami, sedang gametnya disebut Isogamet. Pada kelas yang lebih tinggi
tingkatannya terjadi persatuan antara dua gamet yang berbeda ukuran dan sifat
morfologinya. Proses perstuannya disebut Anisogami atau Heterogami, sedang
gametnya disebut anisogamet atau heterogamet.
Gamet yang kecil dianggap sebagai
jantan disebut antheridium, sedang yang besar dianggap sebagai gamet betina
disebut oosphere yang dibentuk di dalam oogonium. Antheridium dapat melekat di
samping oogonium disebut paragynus, atau melekat pada pangkal oogonium disebut
amphigynus. Pembiakan sexual pada Ascomycetes terjadi dengan persatuan dua inti
(kariogami) yang berbeda jenisnya di dalam tubuh buah yang disebut ascoma
(ascocarp). Hasil dari persatuan ini akan terbentuk ascus dan dari ascus ini
akan dibentuk ascospora yang pada umumnya berjumlah delapan. Seperti halnya
dengan konidi, ascus letaknya dapat tersebar tetapi dapat pula terkumpul dalam
tubuh buah tertentu, misalnya.
·
Apothecium
: tubuh buah yang berbentuk cawan/pinggan yang terbuka, ascus
terletak pada permukaannya.
·
Perithecium
: tubuh buah berbentuk bulat/botol dan pada ujungnya mempunyai lubang (ostiole)
untuk keluarnya spora.
·
Cleistothecium
: tubuh buah berbentuk bulat/botol tapi tidak mempunyai ostiole.
Pada kelas Basidiomycetes pembiakan
sexual terjadi dengan pembentukan basidiospora yang berasal dari persatuan dua
inti (kariogami) yang berbeda jenis, kemudian mengadakan pembelahan secara meiosis.
Basidiospora dibentuk di luar basidium dan mempunyai tangkai yang disebut
strigma. Pada umumnya setiap basidium membentuk 4 basidiospora. Hymenium yang
membentuk basidium biasanya terdapat dalam tubuh buah yang dapat berbentuk
payung, bola, rak, gada dan lain-lain.
2) Taxonomi
Jamur
dibagi menjadi empat kelas yaitu :
o
Phycomycetes
: jamur yang hifanya tidak bersekat, berbentuk tabung yang berisi plasma dengan
banyak inti.
o
Ascomycetes
: jamur yang hifanya bersekat dan mengadakan pembiakan sexual dengan membentuk
ascus yang menghasilkan ascospora.
o
Basidiomycetes
: jamur yang hifanya bersekat dan mengadakan pembiakan sexual dengan membentuk
basidium yang menghasilkan basidiospora.
o
Deuteromycetes
(Fungsi Imperfecti) : jamur yang hifanya bersekat dan hanya berkembang biak
secara asexual saja.
Kelas Phycomycetes : dari kelas ini ada tiga ordo yang
penting yaitu ordo Chytridiales, ordo Peronosporales dan ordo Mucorales.
Ordo Chytridiales adalah ordo yang
hifanya tidak berkembang sempurna. Salah satu anggotanya yang penting adalah
Synchytrium endobioticum, penyebab penyakit kutil (wart) pada kentang.
Ordo Peronosporales adalah
ordo yang hifanya berkembang sempurna dan perkembangbiakan asexual dengan
cospora. Ordo ini mempunyai dua familia yaitu Pythiacae dan Peronosporacae.
Familia Pythiacae percabangan konififornya aympodial dan tidak berbeda dengan
hifa somatisnya. Famili ini mempunyai dua genus yaitu Pythium, yang mempunyai
sporangium bulat. Pada perkecambahan secara tidak langsung protoplast
sporangium keluar dan membentuk gelembung (vesicle) selanjutnya mengalami
deferenciasi membentuk zoospora di luar sporangium. Genus kedua adalah
Phytopthora, yang sporangiumnya berbentuk bulat telur, pada perkecambahan
secara tidak langsung protoplast sporangium mengalami deferenciasi di dalam
sporangium dan membentuk zoospora yang keluar melalui lubang yang disebut
papillum yang terdapat pada ujung sporangium. Genus ini merupakan genus yang
sangat penting karena anggotanya banyak yang menjadi penyebab penyakit yang
terpenting pada berbagai komoditi, seperti P. infestans, P. nicotianse, P.
parasitica, P. palmivora dan lain-lain. Familia Peronospora menimbulkan
penyakit yang dikenal dengan downy mildew (tepung palsu). Konidiofor mempunyai
percabangan monopodial dan jelas berbeda dengan hifa somatis. Familia ini
mempunyai beberapa genus antara lain Soleospora yang anggotanya S. maydis,
S. philippinensis; Plasmopora yang anggotanya P. viticola;
Peronospora yang anggotanya P. tabacina penyebab penyakit jamur biru
(blue mold) pada tembakau di Amerika.
Ordo Mucorales mempunyai hifa yang
berkembang sempurna dan perkembangbiakannya dengan zygospora. Familianya adalah
Mucoracae, kurang penting bagi penyebab penyakit pada tanaman hidup di
lapangan, tetapi sangat penting bagi penyebab penyakit lepas panen atau di
dalam industri. Genus yang penting, Rhizopus mempunyai rhizoid pada pangkal
konidiofornya dan sangat penting dalam pembuatan tempe. Sedang Mucor tidak mempunyai
rhizoid pada pangkal konidiofornya dan sangat penting dalam pembuatan tape.
Kelas Ascomycetes : dibagi menjadi dua kelas
berdasarkan ada tidaknya ascoma, yaitu sub kelas Protoascomycetes
(Hemiascomycetidae) yang tidak mempunyai ascoma dan Euascomycetes yang
mempunyai ascoma.
Sub kelas Protoascomycetes tidak
penting dari segi penyakit tumbuhan, tetapi salah satu anggotanya yaitu
Sacoharomycetes penting dalam industri pembuatan alkohol.
Sub kelas Euascomycetes dibagi
menjadi tiga seri berdasarkan macam ascomanya yaitu seri Plectomycetes yang
ascomanya Cleistothecium, seri Pyrenomycetes yang ascomanya Perithecium dan
seri Discomycetes yang ascomanya Apothecium.
Seri Plectomycetes dibagi menjadi
tiga ordo yaitu Erysiphales yang hifa dan konidinya hialin, ordo Myriangiales
yang hifa dan konidinya berwarna kelam dan ordo Aspergillales yang hifa dan
konidinya dapat berwarna kelam maupun hialin.
Anggota Erysiphales yang penting
adalah Oidium, misalnya O. tabaci, O. heveae dan O. citri.
Anggota Myriangiales misalnya Parodiella spegasinli sedang anggota dari
Aspergillales adalah genus Aspergillus yang mempunyai columella dan genus
Penicillium yang tidak mempunyai columella (gelembung). Kedua genus ini sangat
penting untuk penyakit lepas panen dan beberapa di antaranya dapat mengeluarkan
racun (toxin) yang berbahaya bagi konsumen substratnya. Seri Pyrenomycetes
mempunyai tiga ordo yaitu Sphaeriales yang anggotanya banyak yang menjadi
penyebab penyakit akar misalnya Rosellinia arcuate, Rosellinia bunodes ;
ordo Hypocreales yang sebagian besar hifanya berubah menjadi klamidospora
misalnya Ustilaginoidea virens; ordo Dothideales yang salah satu
anggotanya menjadi penyebab penyakit pada karet yang sangat membahayakan yaitu Dothidella
ulei.
Kelas Basidiomycetes : dibagi menjadi dua sub kelas
berdasarkan ada tidaknya sekat di dalam basidia yaitu sub kelas
Homobasidiomycetidae atau Holobasidiomycetidae yang basidianya tidak bersekat
dan sub kelas Heterobasidiomycetidae atau Hemibasidiomycetidae yang basidianya
bersekat.
Sub kelas Hemibasidomycetidae dibagi
menjadi tiga ordo yaitu ordo Ustilaginales atau jamur api karena menyebabkan
penyakit yang gejalanya gosong dengan miselium di dalam jaringan setelah tua
akan berubah menjadi klamidospora; ordo Uredinales atau jamur karat karena
gejala penyakit yang ditimbulkannya berwarna seperti karat (merah orange); ordo
Auriculales yang mempunyai basidia dan sterigma yang panjang, umumnya hidup
secara saprofitis hingga kuran penting bagi segi penyakit tumbuhan.
Ordo Ustilaginales berdasarkan letak
sporidia (basidiospora) pada basidia (promiselia) dibagi menjadi dua famili,
yaitu Ustilaginaceae yang sporidianya terletak pada sisi lateral promiselianya
misalnya Ustilago maudis, U. sacohari dan familia Tilletiaceae yang
sporidianya terletak pada ujung terminal dari promiselianya misalnya Tilletia
horrida.
Ordo Uridinales merupakan kelompok
jamur yang penting karena banyak menjadi penyebab penyakit terpenting pada
bermacam-macam tanaman dengan ciri-ciri :
1. Miselliumnya
mengandung tetes-tetes minyak yang berwarna kuning,
2. dalam daur
hidupnya yang lengkap mempunyai lima macam spora,
3. berupa
parasit obligat yang tumbuhnya intercelluler dan mengambil makanannya dengan
haustoria,
4. Teliospora bila
berkecambah membentuk promiselia.
Macam-macam spora yang terdapat dalam daur hidup yang
lengkap :
Tanda
|
Tubuh Buah
|
Spora
|
Tingkat
|
O
|
Pycnia/Spermogonia
|
Pycniospora/Spermatina
|
Cluster
|
I
|
Aecia/Aecidia
|
Aeciospora/Aecidiospora
|
Cluster
|
II
|
Uredinia/Uredosori
|
Urediospora/Uredospora
|
Red rust
|
III
|
Telia/Teleutosori
|
Teliospora/Teleutospora
|
Black rust
|
IV
|
Promoselia
|
Sporodia/Basidiospora
|
--
|
Dua genus dari ordo Uredinales yang
sangat penting di Indonesia adalah Puccinia yang menimbulkan banyak penyakit
penting misalnya P. graminis, P. polysora, P. arachidis dan genus
Hemilela yang uredosporanya menyerupai segmen jeruk, bagian yang cekung halus
dan bagian yang cembung kasar misalnya H. vastatrix.
Ordo Auricularies, salah satu
anggotanya yang terkenal adalah jamur kuping atau Auricularia auriculariales
yang bentuk tubuh buahnya seperti telinga berwarna coklat atau kehitaman dan
enak dimakan, yang di daerah Surakarta merupakan salah satu ciri dari suatu
makanan khas yaitu timlo.
Sub kelas Holobasidiomycetidae yang
hanya mempunyai satu sari penting yaitu Humenomycetes dengan beberapa familia
pentingnya, yaitu : Corticiaceae yang tubuh buahnya resupinat artinya
melekat pada substratnya, salah satu anggotanya Corticium salmonicolor atau
jamur upas; Exobasidiceae yang tubuh buahnya dibentuk di bawah epidermis
dan bila spora masak menekan epidermis hingga pecah, salah satu anggotanya
adalah Exobasidium vexans penyebab penyakit cacar daun teh (blister
blight) terutama di tempat-tempat yang sangat lembab; Polyporaceas yang
tubuh buahnya mempunyai banyak pori-pori dan dapat beumue sangat panjang,
misalnya Ganoderma pseudofereum yang menjadi penyebab penyakit akar
merah anggur pada bebrapa tanaman juga Poria hypolateritia yang menjadi
penyebab penyakit akar merah bata dan Fomes lignosis penyakit akar putih
yang banyak menimbulkan masalah pada perkebunan karet; Agaricaceae umumnya
hidup saprofitis meskipun ada juga yang parasitis misalnya Armillaria mellea
yang merupakan penyebab penyakit akar dan kanker belah pada batang, Volvariella
volvacea yang merupakan jamur yang enak dimakan dengan nama daerah jamur
merang atau straw mushroom dan paling banyak diusahakan di beberapa negara
tropik; Hydnaceae yang paling kurang penting dibanding dengan familia
yang lain, salah satu anggotanya Hericium coralloides yang banyak
terdapat pada tonggak kayu-kayuan. Kelas Deuteromycetes atau Fungsi Imperfecti
: kelompok jamur ini dianggap tidak sempurna (imperfect) karena tidak
berkembang biak secara sexual atau mungkin belum dijumpai perkembangbiakan
sexualnya. Apabila kelak di kemudian hari dijumpai perkembangbiakan sexualnya
maka dipindahkan ke kelas yang sesuai, sebagai contoh Cercospora diubah menjadi
Mycosphaerelia masuk ke kelas Ascomycetes juga Oidium diubah menjadi Erysiphe.
Kelas ini dibagi menjadi empat ordo
berdasarkan ada tidaknya tubuh buah dan konidia, yaitu ordo Phomales yang tubuh
buahnya piknidium, ordo Melanconiales yang tubuh buahnya acervulus, ordo
Moniliales yang tidak punya tubuh buah dan ordo Mycelia Sterilia yang tidak membentuk
konidia.
Khusus untuk jamur ini pembagian
dari ordo ke taxon di bawahnya berdasarkan konidianya. Sifat dari konidia yang
digunakan untuk dasar pembagian adalah warna menjadi hylosporae yang berwarna
hialin dan phaeosporae yang berwarna kelam/gelap; berdasarkan bentuk sel
menjadi scolecosporae yang berbentuk benang, helicosporae yang berbentuk spiral
dan staurosporae yang berbentuk bintang; berdasarkan jumlah sel menjadi
amerosporae yang bersel satu, didymosporae yang bersel dua, phragmosporae yang
jumlah selnya lebih dari dua tetapi sekatnya hanya melintang dan dictyosporae
yang jumlah selnya lebih dari dua dengan sekat melintang dan membujur.
Kadang-kadang yang digunakan tidak hanya satu misalnya dapat warna dan jumlah
sel seperti Phaeophragmise, Hylodictyae.
Ordo Phomales yang hylasporae
misalnya Phoma sabdariffeae penyebab penyakit busuk pangkal batang pada
rosela, Phylosticta sp. penyebab penyakit cacar daun cengkeh; yang
phaeodymae misalnya Diplodia natalensis penyebab penyakit blendok pada
jeruk, Botryodiplodia theobromae penyebab kematian ranting coklat; yang
scolacosporae misalnya Septoriapli penyebab penyakit bercak daun pada
seledri.
Ordo Melanconiales yang hylosporae
Colleototrichum dan Gloeosporim yang menyebabkan penyakit antraknose pada
beberapa buah-buahan; yang phaeophragmiae misalnya Pestalotia (Pestalozzia)
yang konidinya mempunyai satu atau dua bulu cambuk seperti P. palmarum
penyebab penyakit bercak daun pada palm.
Ordo Moniliales yang hylosporae Oidium
heveae penyebab penyakit embun tepung pada karet sedang pada tembakau O.
tabaci; yang Phragmosporae Tiricularia orysea penyebab penyakit
busuk leher atau hampat atau patah buku pada padi, Helminthosporium heveae
penyebab penyakit bercak daun pada karet; yang dictyosporae Alternaria solani
penyebab penyakit bercak daun pada tanaman yang tergolong Solanaceae; yang
Scolecosporae Cercospora nicotianae penyebab penyakit patik pada
tembakau. Selain itu ada jamur yang konidinya dua macam disebut makro dan
mikrokonidi, yaitu jamur Fusarium misalnya F. nonilioforme penyebab
penyakit bakanas pada padi, F. moniliforme var subglutinanas
penyebab penyakit pokah bunga pada tebu.
Ordo Mycelia sterilia mempunyai dua
genus yang penting, yaitu Rhizoctonia yang aklerotiumnya tidak berdinding
misalnya R. solani penyebab penyakit patah rebah pada persemaian
beberapa tanaman dan genus Sclerotium yang sklerotiumnya berdinding kuat
misalnya S. rofsii juga penyebab penyakit patah rebah pada persemaian
beberapa tanaman.
C. BAKTERI
Bakteri meliputi divisio Schizophyta
dan kelas Schizomycetes. Sifat utamanya terdiri dari satu sel, berkembang biak
terutama dengan membelah dan tidak mempunyai inti sejati. Kelas Schizomycetes
mempunyai lima ordo yaitu Eubacteriales, Chlamydobacteriales, Myxobacteriales,
Spirochaetales dan Actimycetales. Ordo yang terakhir ini karena tidak memnuhi
semua sifat-sifat bakteri pada umunya sekarang disendirikan menjadi Actimycetes
Like Bacterium (ALB). Diduga ALB ini merupakan peralihan dari baketri ke jamur
karena thallusnya sudah sperti benang, tetapi intinya bukan inti sejati.
Genus-genus pada bakteri yang
penting adalah xanthomonas yang hanya mempunyai satu flagellum atau bulu cambuk
atau monotrich, misalnya X. campestris penyebab penyakit busuk hitam
pada kobis, X. ccryxae penyebab penyakit kresek pada padi, X.
malvacearum penyebab penyakit bercak daun bersudut (angular leaf spot) pada
kapas. Genus Pseudomonas yang mempunyai satu atau beberapa flagellum atau bulu
cambuk disebut lophotrich, misalnya Pseudomonas pseudozoogloeae penyebab
penyakit karat hitam pada daun tembakau. Erwinia adalah genus yang mempunyai
bulu cambuk banyak atau peritrich, misalnya E. carotovora penyebab
penyakit busuk basah pada beberapa sayuran, juga E. aroidea. Genus
bacterium adalah genus yang sifatnya sementara (temporer), artinya bila sudah
jelas semua sifatnya mungkin dipindah ke genus yang lain seperti misalnya Bacterium
celebence dipindah jadi Xanthomonas celebensis, Basterium musae
dipindah menjadi Pseudomonas musae tetapi Bacterium albilinears
penyebab penyakit blendok pada tebu masih tetap tidak dipindah ke genus yang
lain.
Dari ordo Actimycetales salah satu
anggotanya yang penting adalah Streptomyces scabies penyebab penyakiit
kudis (scab) pada umbi kentang.
D. VIRUS
Virus hanya dapat membiak di dalam
sel yang hidup dan disebut parasit yang biotroph. Secara kimiawi virus terdiri
dari nucleoprotein, suatu persenyawaan dari asam inti dan putih telur.
Asam inti pada virus dapat dibedakan
menjadi dua macam yaitu RNA atau Ribo Nuclei Acid yang terdapat pada virus yang
menyerang tumbuhan dan DNA atau Deoxy Nuclei Acid yang terdapat pada virus yang
menyerang hewan dan bakteri.
Putih telur virus umumnya terdiri
dari Purine dan Pyrymidine. Derivat dari Purine adalah Adenine dan Guanine,
sedangkan derivat dari Pyrimidine adalah Cytosine dan Thymine yang mengikat DNA
serta Cytosine dan Uracil yang mengikat RNA.
Pada virus yang berbentuk batang
ternyata di dalamnya terdapat rongga sebesar 9,0 nm. Asam inti pada virus
tersebut berupa nucleotida yang membentuk spiral dan setiap tiga nucleitida
mengikat satu unit putih telur.
Virus sebenarnya bentuknya
macam-macam. Tetapi kita tidak dapat mengadakan determinasi hanya berdasarkan
bentuk atau morfologi saja, sebab di samping satu virus bentuknya dapat
berubah-ubah juga ada beberapa virus yang bentuknya sama. Secara garis besar
bentuk virus dibedakan atas bulat (coccus), batang pendek (bacillus), batang
biasa dan benang (filamen).
Virus dapat menular dari suatu
tanaman ke tanaman lain dengan berbagai cara antara lain secara mekanis,
melalui biji, dengan penyambungan atau penempelan dan yang paling umum melalui
vektornya yang dapat berupa serangga, nematoda, jamur, bakteri dan tumbuhan
tinggi parasitis. Virus yang ditularkan oleh vektor serangga dapat dibedakan menjadi
nonpersisten artinya begitu dihisap oleh serangga segera dapat ditularkan ke
tanaman lain, tetapi daya infektifnya cepat habis dan yang persisten artinya
agar dapat ditularkan ke tanaman lain memerlukan waktu di dalam tubuh
serangganya, tetapi kalau sudah ditularkan daya infektifnya lama bahkan ada
yang dapat diturunkan ke anak cucunya.
Virus dapat di-inaktifkan dengan
berbagai cara, antara lain dengan suhu baik rendah maupun tinggi atau pembekuan
serta pemanasan; radiasi dengan sinar X, sinar UV, sinar radioaktif; dengan
getaran ultrasonik; dengan penyimpangan; dengan tekanan tinggi; dengan
pengenceran; dengan perubahan pH dan bahan atau senyawa yang berasal dari
organisme lain.
Virus dapat diberi nama menurut
SMITH yaitu berdasarkan nama dari tanaman inangnya dan bila pada tanaman itu
terdapat banyak virus maka untuk membedakan virus satu dengan virus yang lain
dengan menggunakan nomer. Sedang menurut HOLMES pemberian nama seperti pada
organisme lain, misalnya Marmor saccaari sama dengan Saccjarum virus 1, Galla
fijlensis sama dengan Saccharum virus 2 dan seterusnya.
Virus yang dianggap sebagai suatu
ordo dibagi menjadi tiga sub ordo berdasarkan organisme yang diserangnya, yaitu
sub ordo Phaginae yang menyerang bakteri, Phytophaginae yang menyerang tumbuhan
dan Zoophaginae yang menyerang hewan. Dari sub ordo Phytophaginae ada beberapa
genus yang penting misalnya Marmor antara lain M. tabaci yang menyerang
tembakau, M. theobromae yang menyerang coklat, M. arachidis yang
menyerang kacang tanah; genus Corium misalnya C. solani yang menyerang
Solanaceae; genus Nanus misalnya N. sacchari yang menyerang tebu; genus
Ruga misalnya R. tabaci yang menyerang tembakau; genus Rimocortium
misalnya R. psorosis penyebab penyakit psorosis pada tanaman jeruk.
E. NEMATODA
Nematoda meskipun termasuk hewan
tapi biasa kiita golongkan sebagai penyebab penyakit karena gejala dan cara
penyerangannya mirip dengan patogen lainnya. Nematoda boleh diartikan sebagai
cacing silindris yang tidak bersegmen (unsegmented roundworm) meskipun
sebenarnya nematoda berarti menyerupai benang (threadlike). Namun demikian
nematoda ini sangat berbeda dengan cacing yang lain. Nematoda mempunyai
sejumlah spesies yang sangat banyak.
Nematoda ada yang bersifat
saprofitis dan ada yang bersifat parasitis pada berbagai organisme lain seperti
serangga, ikan, burung, manusia, tumbuhan termasuk jamur dan bakteri bahkan
juga terhadap nematoda yang lain.
Daur hidup nematoda pada umumnya
sebagai berikut :
1. nematoda betina
meletakkan telurnya dlam tanah atau di dalam tanaman inangnya,
2. telur yang
menetas menghasilkan larva,
3. larva ini
berkembang melalui empat tingkatan,
4. setelah larva
terakhir terbentuklah nematoda dewasa yang dapat dibedakan menjadi jantan dan
betina.
Namun demikian banyak nematoda yang
hermaprodit, bahkan ada jenis yang jantannya tidak pernah dijumpai.
Nematoda yang menyerang tanaman
adalah parasit obligat, oleh karena itu telurnya harus diletakkan di dalam atau
di dekat tanaman inangnya hingga segera setelah menetas langsung mendapatkan
makanannya. Di samping itu banyak telur nematoda yang untuk penetasan telurnya
memerlukan rangsangan dari tanaman inangnya, dengan demikian sangat membantu
kelangsungan hidupnya. Larva nematoda tidak mampu bergerak lebih dari 1-2 kali
dari telurnya setelah menetas.
Nematoda parasit pada tanaman dapat
dibedakan menjadi ectoparasit dan endoparasit. Nematoda ectoparasit misalnya
genus Trichodorus, Longidorus dan Xiphinema. Ketiga nematoda ini selain menjadi
patogen pada tumbuhan juga menjadi vektor virus yang menyerang tumbuhan.
Nematoda endoparasit ada dua
golongan yaitu yang dapat berpindah tempat dan yang menetap. Keduanya dapat
dibedakan menjadi yang sebagian tubuhnya tenggelam ke dalam jaringan tanaman
iang dan yang seluruh tubuhnya tenggelam ke dalam tumbuhan inangnya. Nematoda
endoparasit yang dapat berpindah dan seluruh tubuhnya tenggelam ke dalam
tanaman, misalnya genus Radopholus, Ditylenchus dan Aphilenchus sedang yang
hanya sebagian tubuhnya yang tenggelam dalam tanaman, misalnya genus Hoplolainus,
Hellicotylenchus dan Rotylenchus.
Nematoda endoparasit yang menetap
dan seluruh tubuhnya tenggelam ke dalam tanaman inangnya misalnya Meloidogyne
dan Heterodera sedang yang hanya tenggelam sebagian tubuhnya ke dalam tanaman
inangnya misalnya Rotylenchus dan Tylenchulus.
RANGKUMAN
Penyebab penyakit atau patogen dapat
dibedakan menjadi dua kelompok yaitu Biotik (parasit) dan Abiotik (fisiopat).
Kelompok biotik terdiri dari Tumbuhan tinggi parasitik, yang dapat bersifat
parasit sejati dan setengah parasit; Jamur yang terdiri dari jamur yang hifanya
coenocystis yaitu Phycomycetes, dan jamur yang hifanya celluleer. Jamur ini
dapat dibedakan menjadi jamur yang perkembangbiakannya hanya secara sexual saja
yaitu Deuteromycetes atau fungsi Imperfecti dan jamur yang perkembangbiakannya
secara asexual dan sexual. Jamur ini dapat dibedakan menjadi yang
perkembangbiakannya sexual dengan ascospora yaitu Ascomycetes dan yang dengan
basidiospora yaitu Basidiomycetes. Bakteri terdiri dari lima ordo tetapi yang
penting untuk penyakit tumbuhan hanya ordo Eubacteriales dan Actiomycetales.
Genus bakteri yang penting adalah Xanthomonas, Pseudomonas, Erwinia, Bacterium
dan Streptomyces. Virus adalah mikroorganisme sub mikroskopis yang terdiri dari
senyawa nucleoprotein, yang tersusun dari asam inti dan putih telur. Virus
dapat diberi nama menurut SMITH yaitu berdasarkan tanaman inang yang
diserangnya dan menurut HOLMES yaitu sesuai dengan pemberian nama organisme
lainnya. Virus dapat disebarkan dan ditularkan serta di-inaktifkan dengan
berbagai cara. Nematoda adalah cacing silindris yang tidak bersegmen, ada yang
hidupnya secara saaprofitis dan ada yang parasitis. Yang parasitik dapat
dibedakan menjadi ecto dan endoparasit. Yang Endoparasit ada yang dapat
berpindah tempat dan ada yang menetap, keduanya dapat dikelompokkan menjadi
yang tubuhnya tenggelam ke dalam tanaman inang sebagian saja dan yang tenggelam
seluruhnya.
No comments:
Post a Comment