Salah satu tahapan
yang sangat penting dalam budidaya tanaman agar memperoleh hasil yang maksimal
adalah pengendalian OPT. Untuk dapat melakukan pengendalian yang baik, tentu
harus lebih dulu diketahui jenis OPT yang menyerang.
Diagnosis mengenai
jenis OPT yang menyerang dan menyebabkan kerusakan pada tanaman dapat dilakukan
dengan memperhatikan gejala-gejala yang ditunjukkan tanaman. Gejala-gejala yang
ditimbulkan biasanya khas untuk setiap jenis hama penyakit. Selanjutnya hasil
diagnosis digunakan untuk menentukan tindakan pengendalian yang harus dilakukan,
karena setiap jenis OPT memerlukan tindakan pengendalian yang berbeda.
Hasil diagnosis
sedapat mungkin secara spesifik dapat menunjuk spesies yang menyebabkan kerusakan
tanaman. Untuk OPT yang sulit didiagnosis, dapat dilakukan analisis di
laboratorium, tetapi untuk tujuan praktikal, gejala tanaman di bawah ini dapat
menjadi petunjuk untuk mencari penyebab golongan OPT yang menyebabkan kerusakan
tanaman.
·
Kerusakan fisik pada organ tanaman, seperti daun
berlubang atau ranting patah disebabkan serangan hama yang dapat diatasi dengan
insektisida
·
Jika terdapat organ yang membusuk dengan
benang-benang halus yang disebut hifa,
berarti tanaman telah terserang jamur. Kumpulan hifa yang keluar dari bagian bagian tanaman biasanya berwarna
putih, kuning, merah atau bisa pula berbentuk tonjolan seperti bisul kecil. Untuk
memastikannya, bagian tanaman yang terkena penyakit diambil sedikit, diletakkan
di atas kertas tisu basah, kemudian ditempatkan di dalam wadah transparan,
seperti gelas tertutup. Setelah beberapa hari, jika terlihat kumpulan
benang-benang halus (hifa), dapat
dipastikan penyebab penyakit tanaman adalah jamur. Penyakit yang disebabkan
jamur dapat diatasi dengan fungisida.
·
Sedangkan jika bagian tanaman yang membusuk itu
mengeluarkan lender setelah dicelupkan ke dalam air, kemungkinan besar tanaman
telah terinfeksi bakteri yang umumnya menyerang pembuluh kapiler tanaman.
·
Perlu diperhatikan bahwa dengan terlukanya organ
tanaman karena serangan hama (penyebab primer), dapat diikuti dengan masuknya
jamur atau bakteri (penyebab skunder) yang menyebabkan kerusakan lebih parah,
sehingga perlu dilakukan pengendalian untuk keduanya.
Pustaka : Novizan, Petunjuk Pemakaian Pestisida
No comments:
Post a Comment