Lazada Indonesia

Sunday 13 May 2012

Teknik Pengelolaan tanah di Lahan Pasang Surut


Silabus Materi Pengelolaan Tanah dan Air
·         Teknik pengelolaan tanah dan air.

Pendahuluan
·         Lahan pasang surut berbeda dengan lahan irigasi atau lahan kering , menyangkut kesuburan tanah, sumber air tersedia, dan teknik pengelolaannya.
·         Lahan ini tersedia sangat luas dan dapat dimanfaatkan untuk usaha pertanian.
·         Hasil yang diperoleh sangat tergantung kepada cara pengelolaannya.



Arah Pengelolaan untuk Tanah di Lahan Pasang Surut
·         Memanfaatkan air pasang untuk pengairan
·         Mencegah akumulasi garam yang dapat mengganggu pertanaman
·         Mencuci zat-zat beracun
·         Mengatur tinggi genangan untuk persawahan
·         Mempertahankan permukaan air tanah tetap di atas lapisan pirit
·         Menghindari kematian gambut atau kering tak balik
·         Mencegah penurunan permukaan tanah yang terlalu cepat di lahan Gambut

Sifat Tanah di Lahan Pasang Surut
·         Tanah sulfat masam dengan senyawa piritnya tanah gambut
·         Pirit adalah zat yang hanya ditemukan di tanah di daerah pasang surut saja.
·         Zat ini dibentuk pada waktu lahan digenangi oleh air laut yang masuk pada musim kemarau.
·         Pada saat kondisi lahan basah atau tergenang, pirit tidak berbahaya bagi tanaman.
·         Akan tetapi, bila terkena udara (teroksidasi), pirit berubah bentuk menjadi zat besi dan zat asam belerang yang dapat meracuni tanaman.

Pirit Dapat Terkena Udara Bila:
·         Tanah pirit diangkat ke permukaan tanah (misalnya pada waktu mengolah tanah, membuat saluran, atau membuat surjan).
·         Permukaan air tanah turun (misalnya pada musim kemarau).

Gejala Keracunan Zat Besi Pada Tanaman:
·         Daun tanaman menguning jingga
·         Pucuk daun mongering
·         Tanamannya kerdil
·         Hasil tanaman rendah.

Ciri-ciri Tingginya Kadar Besi Dalam Tanah:
·         Tampak gejala keracunan besi pada tanaman
·         Ada lapisan seperti minyak di permukaan air
·         Ada lapisan merah di pinggiran saluran.
Belerang menyebabkan air tanah menjadi asam, bahkan lebih asam daripada cuka.
Akibat yang ditimbulkan adalah:
·         Tanaman mudah terserang penyakit
·         Hasil panen rendah
·         Tanaman lebih mudah kena keracunan besi.
Mengenal Adanya Pirit Dalam Tanah
·         Adanya rumput purun (Scirpus juncoides) atau rumput bulu babi (Eleocharis retroflata), menunjukkan ada pint di dalam tanah yang telah mengalami kekeringan dan menimbulkan zat besi dan asam belerang.
·         Bongkah tanah berbecak kuning jerami di tanggul saluran atau jalan, menunjukkan adanya pirit yang berubah warna menjadi kuning setelah terkena udara.
·         Adanya sisa-sisa kulit atau ranting kayu yang hitam seperti arang dalam tanah. Biasanya di sekitarnya ada becak kuning jerami.
·         Tanah berbau busuk (seperti telur yang busuk), maka zat asam belerangnya banyak. Air di tanah tersebut harus dibuang dengan membuat saluran cacing dan diganti dengan air baru dari air hujan atau saluran.

Kedalaman Pirit Diukur Dengan Cara Berikut Ini:
·         Gali lubang sedalam 75 cm atau lebih. Ambillah gumpalan tanah mulai dari kedalaman 10 cm, 20 cm, 30 cm, dan seterusnya sampai ke bagian bawah.
·         Gumpalan tanah tersebut di tandai dan dicatat sesuai dengan asal kedalaman.
·         Setiap gumpalan tanah ditetesi air peroksida. Bila keluar buih meledak-ledak menunjukkan adanya pirit dalam tanah tersebut.
·         Cara lain dengan menyimpan gumpalan tanah tadi di tempat teduh. Diamati setelah 3 minggu, jika ada becak warna kuning jerami, maka tanah tersebut mengandung pirit.
·         Cara ini diulang sedikitnya di 20 tempat untuk setiap hektar lahan, guna memastikan kedalaman piritnya. Sehingga sewaktu mengolah tanah, pirit tidak teroksidasi, karena dapat meracuni tanaman.
(dikutip dari bahan ajar Muh. Akhsan Akib, SP, MP)

Thursday 10 May 2012

PERKEMBANGAN PENYAKIT TANAMAN

A.   Konsep Segitiga Penyakit
Berkembangnya suatu penyaklit pada suatu tanaman terjadi dari interaksi tiga faktor yang terkenal dengan Konsep Segitiga Penyakit. Interaksi tiga faktor itu adalah :
              
Ø  Faktor tanaman inang dipengaruhi oleh :
§  Jenis atau varietas tanaman yang menjadi inang suatu penyakit
§  Stadia rentan tanaman inang tersebut serhadap suatu penyakit.
Ø  Faktor pathogen dipengaruhi oleh :
§  Jumlah inokulum/propagul.
§  Ras virulensi
§  Stadia pathogen
Ø  Sedangkan lingkungan yang berpengaruh pada perkembangan penyakit meliputi :
§  Abiotik yaitu suhu, kelembaban, cahaya matahari, pH (keasaman)
§  Biotik misalnya adanya mikro organisme antagonis atau organisme yang mungkin mengeluarkan racun yang dapat menghambat pertumbuhan pathogen
Ø  Terjadinya penyakit pada suatu tanaman apabila tiga faktor tersebut dalam keadaan :
§  Inang yang rentan.
§  Pathogen yang virulen.
§  Lingkungan yang cocok
B.   Epidemi
Epidemi yaitu meningkatnya penyakit dalam suatu populasi tumbuhan yang rentan. Terjadinya epidemi apabila :
·         Terdapat sejumlah besar inang yang rentan
·         Inokulum dalam keadaan virulen yang berlebihan.
·         Kondisi lingkungan yang cocok yang berlangsung dalam waktu relatif cukup lama.
Untuk menghindari terjadinya epidemi di suatu daerah dapat diusahakan dengan peramalan epidemi. Yaitu pendugaan dari kejadian yang akan datang, secara sederhana menceritakan sesuatu penyakit yang akan datang.
Metode yang digunakan dalam peramalan didasarkan pada :
a)      Kondisi cuaca selama bulan-bulan antar waktu tanam terutama yang berpengaruh terhadap ketahanan hidup dari inokulum.
b)      Kondisi cuaca selama masa tanam.
c)      Banyaknya penyakit pada tanaman.
d)     Banyaknya inokulum pathogen  di udara, tanah dan bahan tanaman.
Pada peramalan epidemi peranan pengamatan penyakit tanaman dalam metode pengendalian sangat penting baik pengamatan secara langsung dan tidak langsung maupun pengamatan dalam kaitan dengan pengendaliannya.
Dengan adanya peramalan ini dapat dilakukan usaha-usaha untuk tidak terjadinya epidemi dengan mengantisipasi faktor-faktor yang mendukung terjadinya epidemi tersebut.

PENYEBAB PENYAKIT TANAMAN


Penyebab penyakit (pathogen) tumbuhan dapat dibedakan menjadi dua kelompok besar, yaitu kelompok biotik atau organis yang biasa disebut parasit dan kelompok abiotik atau anorganik yang biasa disebut fisiopat. Parasit yang paling penting adalah tumbuhan tingkat tinggi, jamur, virus dan nematoda, sedang fisiopat ada yang berasal dari dalam tumbuhan sendiri dan ada yang datangnya dari luar tanaman.
A.    Tumbuhan Tinggi Parasitik
Tumbuhan tinggi parasitik dapat dibedakan menjadi dua golongan :
1.    Tumbuhan Setengah Parasitik dan
2.    Tumbuhan Parasitik Sejati.
B.     Jamur
Jamur adalah jenis tumbuhan yang tumbuhnya berupa thallus (belum ada defferensiasi menjadi akar, batang dan daun), tidak berklorofil dan mempunyai inti sejati. Kedua sifat terakhir untuk membedakan dengan Gangang dan Bakteri.
Bagian vegetatif jamur berupa benang-benang halus tumbuh memanjang bercabang-cabang, bersekat atau tidak disebut hifa (hyphae), kumpulan dari hifa-hifa ini disebut miselium (micelium). Berdasarkan ada tidaknya sekat, hifa dibedakan menjadi coenocytis (yang tidak bersekat) dan celluler (yang bersekat).
Miselium dapat membentuk berkas memanjang dan mempunyai lapisan luar yang liat dan keras. Berkas semacam ini disebut rhizomorf. Ada pula jamur yang membentuk alat untuk beristirahat atau bertahan disebut sclerotium, yaitu suatu massa hifa yang rapat/padat, sel-selnya memendek dan membesar serta berisi banyak cairan.
1)      Perkembangbiakan
Jamur dapat berkembang biak secara asexual maupun sexual.
o   Pembiakan asexual : pada Phycomycetes pembiakan asexual dengan pembentukan sporangiospora, yaitu spora yang dibentuk di dalam kantong yang disebut sporangium. Sporangiospora yang dapat bergerak disebut spora kembara (zoospora) sedang yang tidak dapat bergerak disebut aplanospora. Pada golongan yang lebih tinggi dengan membentuk konidi yaitu spora yang dibentuk dengan fragmentasi dari ujung hifa. Ujung hifa disebut conidiophor (penduduk konidi). Conidiophor ini dapat tersebar, bebas satu sama lain, tetapi ada juga yang terdapat di dalam tubuh buah tertentu. Bentuk tubuh buah ini bermacam-macam, diantaranya :
·         Pycnidium : tubuh buah yang berbentuk bulat/botol, yang mempunyai lubang untuk keluarnya konidi, yang disebut ostiole.
·         Acervulus : tubuh buah yang bentuknya seperti cawan..
·         Sporodochium : tubuh buah yang bentuknya seperti acervulus, tetapi stroma dasarnya menonjol keluar.
·         Coremium : tubuh buah yang seperti sporodochium tetapi tangkai konidinya membentuk suatu berkas yang panjang.
o   Pembiakan sexual : pada kelas Phycomycetes, pembiakan sexual berlangsung dengan persatuan antara dua gamet yang sama baik ukuran maupun sifat morfologinya. Proses persatuan ini disebut Isogami, sedang gametnya disebut Isogamet. Pada kelas yang lebih tinggi tingkatannya terjadi persatuan antara dua gamet yang berbeda ukuran dan sifat morfologinya. Proses perstuannya disebut Anisogami atau Heterogami, sedang gametnya disebut anisogamet atau heterogamet.
Gamet yang kecil dianggap sebagai jantan disebut antheridium, sedang yang besar dianggap sebagai gamet betina disebut oosphere yang dibentuk di dalam oogonium. Antheridium dapat melekat di samping oogonium disebut paragynus, atau melekat pada pangkal oogonium disebut amphigynus. Pembiakan sexual pada Ascomycetes terjadi dengan persatuan dua inti (kariogami) yang berbeda jenisnya di dalam tubuh buah yang disebut ascoma (ascocarp). Hasil dari persatuan ini akan terbentuk ascus dan dari ascus ini akan dibentuk ascospora yang pada umumnya berjumlah delapan. Seperti halnya dengan konidi, ascus letaknya dapat tersebar tetapi dapat pula terkumpul dalam tubuh buah tertentu, misalnya.
·         Apothecium : tubuh buah yang berbentuk cawan/pinggan yang terbuka,    ascus terletak pada permukaannya.
·         Perithecium : tubuh buah berbentuk bulat/botol dan pada ujungnya mempunyai lubang (ostiole) untuk keluarnya spora.
·         Cleistothecium : tubuh buah berbentuk bulat/botol tapi tidak mempunyai ostiole.
Pada kelas Basidiomycetes pembiakan sexual terjadi dengan pembentukan basidiospora yang berasal dari persatuan dua inti (kariogami) yang berbeda jenis, kemudian mengadakan pembelahan secara meiosis. Basidiospora dibentuk di luar basidium dan mempunyai tangkai yang disebut strigma. Pada umumnya setiap basidium membentuk 4 basidiospora. Hymenium yang membentuk basidium biasanya terdapat dalam tubuh buah yang dapat berbentuk payung, bola, rak, gada dan lain-lain.
2)      Taxonomi
Jamur dibagi menjadi empat kelas yaitu :
o   Phycomycetes : jamur yang hifanya tidak bersekat, berbentuk tabung yang berisi plasma dengan banyak inti.
o   Ascomycetes : jamur yang hifanya bersekat dan mengadakan pembiakan sexual dengan membentuk ascus yang menghasilkan ascospora.
o   Basidiomycetes : jamur yang hifanya bersekat dan mengadakan pembiakan sexual dengan membentuk basidium yang menghasilkan basidiospora.
o   Deuteromycetes (Fungsi Imperfecti) : jamur yang hifanya bersekat dan hanya berkembang biak secara asexual saja.
Kelas Phycomycetes : dari kelas ini ada tiga ordo yang penting yaitu ordo Chytridiales, ordo Peronosporales dan ordo Mucorales.
Ordo Chytridiales adalah ordo yang hifanya tidak berkembang sempurna. Salah satu anggotanya yang penting adalah Synchytrium endobioticum, penyebab penyakit kutil (wart) pada kentang.
Ordo Peronosporales adalah ordo yang hifanya berkembang sempurna dan perkembangbiakan asexual dengan cospora. Ordo ini mempunyai dua familia yaitu Pythiacae dan Peronosporacae. Familia Pythiacae percabangan konififornya aympodial dan tidak berbeda dengan hifa somatisnya. Famili ini mempunyai dua genus yaitu Pythium, yang mempunyai sporangium bulat. Pada perkecambahan secara tidak langsung protoplast sporangium keluar dan membentuk gelembung (vesicle) selanjutnya mengalami deferenciasi membentuk zoospora di luar sporangium. Genus kedua adalah Phytopthora, yang sporangiumnya berbentuk bulat telur, pada perkecambahan secara tidak langsung protoplast sporangium mengalami deferenciasi di dalam sporangium dan membentuk zoospora yang keluar melalui lubang yang disebut papillum yang terdapat pada ujung sporangium. Genus ini merupakan genus yang sangat penting karena anggotanya banyak yang menjadi penyebab penyakit yang terpenting pada berbagai komoditi, seperti P. infestans, P. nicotianse, P. parasitica, P. palmivora dan lain-lain. Familia Peronospora menimbulkan penyakit yang dikenal dengan downy mildew (tepung palsu). Konidiofor mempunyai percabangan monopodial dan jelas berbeda dengan hifa somatis. Familia ini mempunyai beberapa genus antara lain Soleospora yang anggotanya S. maydis, S. philippinensis; Plasmopora yang anggotanya P. viticola; Peronospora yang anggotanya P. tabacina penyebab penyakit jamur biru (blue mold) pada tembakau di Amerika.
Ordo Mucorales mempunyai hifa yang berkembang sempurna dan perkembangbiakannya dengan zygospora. Familianya adalah Mucoracae, kurang penting bagi penyebab penyakit pada tanaman hidup di lapangan, tetapi sangat penting bagi penyebab penyakit lepas panen atau di dalam industri. Genus yang penting, Rhizopus mempunyai rhizoid pada pangkal konidiofornya dan sangat penting dalam pembuatan tempe. Sedang Mucor tidak mempunyai rhizoid pada pangkal konidiofornya dan sangat penting dalam pembuatan tape.
Kelas Ascomycetes : dibagi menjadi dua kelas berdasarkan ada tidaknya ascoma, yaitu sub kelas Protoascomycetes (Hemiascomycetidae) yang tidak mempunyai ascoma dan Euascomycetes yang mempunyai ascoma.
Sub kelas Protoascomycetes tidak penting dari segi penyakit tumbuhan, tetapi salah satu anggotanya yaitu Sacoharomycetes penting dalam industri pembuatan alkohol.
Sub kelas Euascomycetes dibagi menjadi tiga seri berdasarkan macam ascomanya yaitu seri Plectomycetes yang ascomanya Cleistothecium, seri Pyrenomycetes yang ascomanya Perithecium dan seri Discomycetes yang ascomanya Apothecium.
Seri Plectomycetes dibagi menjadi tiga ordo yaitu Erysiphales yang hifa dan konidinya hialin, ordo Myriangiales yang hifa dan konidinya berwarna kelam dan ordo Aspergillales yang hifa dan konidinya dapat berwarna kelam maupun hialin.
Anggota Erysiphales yang penting adalah Oidium, misalnya O. tabaci, O. heveae dan  O. citri. Anggota Myriangiales misalnya Parodiella spegasinli sedang anggota dari Aspergillales adalah genus Aspergillus yang mempunyai columella dan genus Penicillium yang tidak mempunyai columella (gelembung). Kedua genus ini sangat penting untuk penyakit lepas panen dan beberapa di antaranya dapat mengeluarkan racun (toxin) yang berbahaya bagi konsumen substratnya. Seri Pyrenomycetes mempunyai tiga ordo yaitu Sphaeriales yang anggotanya banyak yang menjadi penyebab penyakit akar misalnya Rosellinia arcuate, Rosellinia bunodes ; ordo Hypocreales yang sebagian besar hifanya berubah menjadi klamidospora misalnya Ustilaginoidea virens; ordo Dothideales yang salah satu anggotanya menjadi penyebab penyakit pada karet yang sangat membahayakan yaitu Dothidella ulei.
Kelas Basidiomycetes : dibagi menjadi dua sub kelas berdasarkan ada tidaknya sekat di dalam basidia yaitu sub kelas Homobasidiomycetidae atau Holobasidiomycetidae yang basidianya tidak bersekat dan sub kelas Heterobasidiomycetidae atau Hemibasidiomycetidae yang basidianya bersekat.
Sub kelas Hemibasidomycetidae dibagi menjadi tiga ordo yaitu ordo Ustilaginales atau jamur api karena menyebabkan penyakit yang gejalanya gosong dengan miselium di dalam jaringan setelah tua akan berubah menjadi klamidospora; ordo Uredinales atau jamur karat karena gejala penyakit yang ditimbulkannya berwarna seperti karat (merah orange); ordo Auriculales yang mempunyai basidia dan sterigma yang panjang, umumnya hidup secara saprofitis hingga kuran penting bagi segi penyakit tumbuhan.
Ordo Ustilaginales berdasarkan letak sporidia (basidiospora) pada basidia (promiselia) dibagi menjadi dua famili, yaitu Ustilaginaceae yang sporidianya terletak pada sisi lateral promiselianya misalnya Ustilago maudis, U. sacohari dan familia Tilletiaceae yang sporidianya terletak pada ujung terminal dari promiselianya misalnya Tilletia horrida.
Ordo Uridinales merupakan kelompok jamur yang penting karena banyak menjadi penyebab penyakit terpenting pada bermacam-macam tanaman dengan ciri-ciri :
1.    Miselliumnya mengandung tetes-tetes minyak yang berwarna kuning,
2.    dalam daur hidupnya yang lengkap mempunyai lima macam spora,
3.     berupa parasit obligat yang tumbuhnya intercelluler dan mengambil makanannya dengan haustoria,
4.    Teliospora bila berkecambah membentuk promiselia.
Macam-macam spora yang terdapat dalam daur hidup yang lengkap :
Tanda
Tubuh Buah
Spora
Tingkat
O
Pycnia/Spermogonia
Pycniospora/Spermatina
Cluster
I
Aecia/Aecidia
Aeciospora/Aecidiospora
Cluster
II
Uredinia/Uredosori
Urediospora/Uredospora
Red rust
III
Telia/Teleutosori
Teliospora/Teleutospora
Black rust
IV
Promoselia
Sporodia/Basidiospora
       --
Dua genus dari ordo Uredinales yang sangat penting di Indonesia adalah Puccinia yang menimbulkan banyak penyakit penting misalnya P. graminis, P. polysora, P. arachidis dan genus Hemilela yang uredosporanya menyerupai segmen jeruk, bagian yang cekung halus dan bagian yang cembung kasar misalnya H. vastatrix.
Ordo Auricularies, salah satu anggotanya yang terkenal adalah jamur kuping atau Auricularia auriculariales yang bentuk tubuh buahnya seperti telinga berwarna coklat atau kehitaman dan enak dimakan, yang di daerah Surakarta merupakan salah satu ciri dari suatu makanan khas yaitu timlo.
Sub kelas Holobasidiomycetidae yang hanya mempunyai satu sari penting yaitu Humenomycetes dengan beberapa familia pentingnya, yaitu : Corticiaceae yang tubuh buahnya resupinat artinya melekat pada substratnya, salah satu anggotanya Corticium salmonicolor atau jamur upas; Exobasidiceae yang tubuh buahnya dibentuk di bawah epidermis dan bila spora masak menekan epidermis hingga pecah, salah satu anggotanya adalah Exobasidium vexans penyebab penyakit cacar daun teh (blister blight) terutama di tempat-tempat yang sangat lembab; Polyporaceas yang tubuh buahnya mempunyai banyak pori-pori dan dapat beumue sangat panjang, misalnya Ganoderma pseudofereum yang menjadi penyebab penyakit akar merah anggur pada bebrapa tanaman juga Poria hypolateritia yang menjadi penyebab penyakit akar merah bata dan Fomes lignosis penyakit akar putih yang banyak menimbulkan masalah pada perkebunan karet;  Agaricaceae umumnya hidup saprofitis meskipun ada juga yang parasitis misalnya Armillaria mellea yang merupakan penyebab penyakit akar dan kanker belah pada batang, Volvariella volvacea yang merupakan jamur yang enak dimakan dengan nama daerah jamur merang atau straw mushroom dan paling banyak diusahakan di beberapa negara tropik; Hydnaceae yang paling kurang penting dibanding dengan familia yang lain, salah satu anggotanya Hericium coralloides yang banyak terdapat pada tonggak kayu-kayuan. Kelas Deuteromycetes atau Fungsi Imperfecti : kelompok jamur ini dianggap tidak sempurna (imperfect) karena tidak berkembang biak secara sexual atau mungkin belum dijumpai perkembangbiakan sexualnya. Apabila kelak di kemudian hari dijumpai perkembangbiakan sexualnya maka dipindahkan ke kelas yang sesuai, sebagai contoh Cercospora diubah menjadi Mycosphaerelia masuk ke kelas Ascomycetes juga Oidium diubah menjadi Erysiphe.
Kelas ini dibagi menjadi empat ordo berdasarkan ada tidaknya tubuh buah dan konidia, yaitu ordo Phomales yang tubuh buahnya piknidium, ordo Melanconiales yang tubuh buahnya acervulus, ordo Moniliales yang tidak punya tubuh buah dan ordo Mycelia Sterilia yang tidak membentuk konidia.
Khusus untuk jamur ini pembagian dari ordo ke taxon di bawahnya berdasarkan konidianya. Sifat dari konidia yang digunakan untuk dasar pembagian adalah warna menjadi hylosporae yang berwarna hialin dan phaeosporae yang berwarna kelam/gelap; berdasarkan bentuk sel menjadi scolecosporae yang berbentuk benang, helicosporae yang berbentuk spiral dan staurosporae yang berbentuk bintang; berdasarkan jumlah sel menjadi amerosporae yang bersel satu, didymosporae yang bersel dua, phragmosporae yang jumlah selnya lebih dari dua tetapi sekatnya hanya melintang dan dictyosporae yang jumlah selnya lebih dari dua dengan sekat melintang dan membujur. Kadang-kadang yang digunakan tidak hanya satu misalnya dapat warna dan jumlah sel seperti Phaeophragmise, Hylodictyae.
Ordo Phomales yang hylasporae misalnya Phoma sabdariffeae penyebab penyakit busuk pangkal batang pada rosela, Phylosticta sp. penyebab penyakit cacar daun cengkeh; yang phaeodymae misalnya Diplodia natalensis penyebab penyakit blendok pada jeruk, Botryodiplodia theobromae penyebab kematian ranting coklat; yang scolacosporae misalnya Septoriapli penyebab penyakit bercak daun pada seledri.
Ordo Melanconiales yang hylosporae Colleototrichum dan Gloeosporim yang menyebabkan penyakit antraknose pada beberapa buah-buahan; yang phaeophragmiae misalnya Pestalotia (Pestalozzia) yang konidinya mempunyai satu atau dua bulu cambuk seperti P. palmarum penyebab penyakit bercak daun pada palm.
Ordo Moniliales yang hylosporae Oidium heveae penyebab penyakit embun tepung pada karet sedang pada tembakau O. tabaci; yang Phragmosporae Tiricularia orysea penyebab penyakit busuk leher atau hampat atau patah buku pada padi, Helminthosporium heveae penyebab penyakit bercak daun pada karet; yang dictyosporae Alternaria solani penyebab penyakit bercak daun pada tanaman yang tergolong Solanaceae; yang Scolecosporae Cercospora nicotianae penyebab penyakit patik pada tembakau. Selain itu ada jamur yang konidinya dua macam disebut makro dan mikrokonidi, yaitu jamur Fusarium misalnya F. nonilioforme penyebab penyakit bakanas pada padi, F. moniliforme var subglutinanas penyebab penyakit pokah bunga pada tebu.
Ordo Mycelia sterilia mempunyai dua genus yang penting, yaitu Rhizoctonia yang aklerotiumnya tidak berdinding misalnya R. solani penyebab penyakit patah rebah pada persemaian beberapa tanaman dan genus Sclerotium yang sklerotiumnya berdinding kuat misalnya S. rofsii juga penyebab penyakit patah rebah pada persemaian beberapa tanaman.

C.    BAKTERI
Bakteri meliputi divisio Schizophyta dan kelas Schizomycetes. Sifat utamanya terdiri dari satu sel, berkembang biak terutama dengan membelah dan tidak mempunyai inti sejati. Kelas Schizomycetes mempunyai lima ordo yaitu Eubacteriales, Chlamydobacteriales, Myxobacteriales, Spirochaetales dan Actimycetales. Ordo yang terakhir ini karena tidak memnuhi semua sifat-sifat bakteri pada umunya sekarang disendirikan menjadi Actimycetes Like Bacterium (ALB). Diduga ALB ini merupakan peralihan dari baketri ke jamur karena thallusnya sudah sperti benang, tetapi intinya bukan inti sejati.
Genus-genus pada bakteri yang penting adalah xanthomonas yang hanya mempunyai satu flagellum atau bulu cambuk atau monotrich, misalnya X. campestris penyebab penyakit busuk hitam pada kobis, X. ccryxae penyebab penyakit kresek pada padi,  X. malvacearum penyebab penyakit bercak daun bersudut (angular leaf spot) pada kapas. Genus Pseudomonas yang mempunyai satu atau beberapa flagellum atau bulu cambuk disebut lophotrich, misalnya Pseudomonas pseudozoogloeae penyebab penyakit karat hitam pada daun tembakau. Erwinia adalah genus yang mempunyai bulu cambuk banyak atau peritrich, misalnya E. carotovora penyebab penyakit busuk basah pada beberapa sayuran, juga E. aroidea. Genus bacterium adalah genus yang sifatnya sementara (temporer), artinya bila sudah jelas semua sifatnya mungkin dipindah ke genus yang lain seperti misalnya Bacterium celebence dipindah jadi Xanthomonas celebensis, Basterium musae dipindah menjadi Pseudomonas musae tetapi Bacterium albilinears penyebab penyakit blendok pada tebu masih tetap tidak dipindah ke genus yang lain.
Dari ordo Actimycetales salah satu anggotanya yang penting adalah Streptomyces scabies penyebab penyakiit kudis (scab) pada umbi kentang.

D.    VIRUS
Virus hanya dapat membiak di dalam sel yang hidup dan disebut parasit yang biotroph. Secara kimiawi virus terdiri dari nucleoprotein, suatu persenyawaan dari asam inti dan putih telur.
Asam inti pada virus dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu RNA atau Ribo Nuclei Acid yang terdapat pada virus yang menyerang tumbuhan dan DNA atau Deoxy Nuclei Acid yang terdapat pada virus yang menyerang hewan dan bakteri.
Putih telur virus umumnya terdiri dari Purine dan Pyrymidine. Derivat dari Purine adalah Adenine dan Guanine, sedangkan derivat dari Pyrimidine adalah Cytosine dan Thymine yang mengikat DNA serta Cytosine dan Uracil yang mengikat RNA.
Pada virus yang berbentuk batang ternyata di dalamnya terdapat rongga sebesar 9,0 nm. Asam inti pada virus tersebut berupa nucleotida yang membentuk spiral dan setiap tiga nucleitida mengikat satu unit putih telur.
Virus sebenarnya bentuknya macam-macam. Tetapi kita tidak dapat mengadakan determinasi hanya berdasarkan bentuk atau morfologi saja, sebab di samping satu virus bentuknya dapat berubah-ubah juga ada beberapa virus yang bentuknya sama. Secara garis besar bentuk virus dibedakan atas bulat (coccus), batang pendek (bacillus), batang biasa dan benang (filamen).
Virus dapat menular dari suatu tanaman ke tanaman lain dengan berbagai cara antara lain secara mekanis, melalui biji, dengan penyambungan atau penempelan dan yang paling umum melalui vektornya yang dapat berupa serangga, nematoda, jamur, bakteri dan tumbuhan tinggi parasitis. Virus yang ditularkan oleh vektor serangga dapat dibedakan menjadi nonpersisten artinya begitu dihisap oleh serangga segera dapat ditularkan ke tanaman lain, tetapi daya infektifnya cepat habis dan yang persisten artinya agar dapat ditularkan ke tanaman lain memerlukan waktu di dalam tubuh serangganya, tetapi kalau sudah ditularkan daya infektifnya lama bahkan ada yang dapat diturunkan ke anak cucunya.
Virus dapat di-inaktifkan dengan berbagai cara, antara lain dengan suhu baik rendah maupun tinggi atau pembekuan serta pemanasan; radiasi dengan sinar X, sinar UV, sinar radioaktif; dengan getaran ultrasonik; dengan penyimpangan; dengan tekanan tinggi; dengan pengenceran; dengan perubahan pH dan bahan atau senyawa yang berasal dari organisme lain.
Virus dapat diberi nama menurut SMITH yaitu berdasarkan nama dari tanaman inangnya dan bila pada tanaman itu terdapat banyak virus maka untuk membedakan virus satu dengan virus yang lain dengan menggunakan nomer. Sedang menurut HOLMES pemberian nama seperti pada organisme lain, misalnya Marmor saccaari sama dengan Saccjarum virus 1, Galla fijlensis sama dengan Saccharum virus 2 dan seterusnya.
Virus yang dianggap sebagai suatu ordo dibagi menjadi tiga sub ordo berdasarkan organisme yang diserangnya, yaitu sub ordo Phaginae yang menyerang bakteri, Phytophaginae yang menyerang tumbuhan dan Zoophaginae yang menyerang hewan. Dari sub ordo Phytophaginae ada beberapa genus yang penting misalnya Marmor antara lain M. tabaci yang menyerang tembakau, M. theobromae yang menyerang coklat, M. arachidis yang menyerang kacang tanah; genus Corium misalnya C. solani yang menyerang Solanaceae; genus Nanus misalnya N. sacchari yang menyerang tebu; genus Ruga misalnya R. tabaci yang menyerang tembakau; genus Rimocortium misalnya R. psorosis penyebab penyakit psorosis pada tanaman jeruk.

E.     NEMATODA
Nematoda meskipun termasuk hewan tapi biasa kiita golongkan sebagai penyebab penyakit karena gejala dan cara penyerangannya mirip dengan patogen lainnya. Nematoda boleh diartikan sebagai cacing silindris yang tidak bersegmen (unsegmented roundworm) meskipun sebenarnya nematoda berarti menyerupai benang (threadlike). Namun demikian nematoda ini sangat berbeda dengan cacing yang lain. Nematoda mempunyai sejumlah spesies yang sangat banyak.
Nematoda ada yang bersifat saprofitis dan ada yang bersifat parasitis pada berbagai organisme lain seperti serangga, ikan, burung, manusia, tumbuhan termasuk jamur dan bakteri bahkan juga terhadap nematoda yang lain.
Daur hidup nematoda pada umumnya sebagai berikut :
1.    nematoda betina meletakkan telurnya dlam tanah atau di dalam tanaman inangnya,
2.    telur yang menetas menghasilkan larva,
3.    larva ini berkembang melalui empat tingkatan,
4.    setelah larva terakhir terbentuklah nematoda dewasa yang dapat dibedakan menjadi jantan dan betina.
Namun demikian banyak nematoda yang hermaprodit, bahkan ada jenis yang jantannya tidak pernah dijumpai.
Nematoda yang menyerang tanaman adalah parasit obligat, oleh karena itu telurnya harus diletakkan di dalam atau di dekat tanaman inangnya hingga segera setelah menetas langsung mendapatkan makanannya. Di samping itu banyak telur nematoda yang untuk penetasan telurnya memerlukan rangsangan dari tanaman inangnya, dengan demikian sangat membantu kelangsungan hidupnya. Larva nematoda tidak mampu bergerak lebih dari 1-2 kali dari telurnya setelah menetas.
Nematoda parasit pada tanaman dapat dibedakan menjadi ectoparasit dan endoparasit. Nematoda ectoparasit misalnya genus Trichodorus, Longidorus dan Xiphinema. Ketiga nematoda ini selain menjadi patogen pada tumbuhan juga menjadi vektor virus yang menyerang tumbuhan.
Nematoda endoparasit ada dua golongan yaitu yang dapat berpindah tempat dan yang menetap. Keduanya dapat dibedakan menjadi yang sebagian tubuhnya tenggelam ke dalam jaringan tanaman iang dan yang seluruh tubuhnya tenggelam ke dalam tumbuhan inangnya. Nematoda endoparasit yang dapat berpindah dan seluruh tubuhnya tenggelam ke dalam tanaman, misalnya genus Radopholus, Ditylenchus dan Aphilenchus sedang yang hanya sebagian tubuhnya yang tenggelam dalam tanaman, misalnya genus Hoplolainus, Hellicotylenchus dan Rotylenchus.
Nematoda endoparasit yang menetap dan seluruh tubuhnya tenggelam ke dalam tanaman inangnya misalnya Meloidogyne dan Heterodera sedang yang hanya tenggelam sebagian tubuhnya ke dalam tanaman inangnya misalnya Rotylenchus dan Tylenchulus.

RANGKUMAN
Penyebab penyakit atau patogen dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu Biotik (parasit) dan Abiotik (fisiopat). Kelompok biotik terdiri dari Tumbuhan tinggi parasitik, yang dapat bersifat parasit sejati dan setengah parasit; Jamur yang terdiri dari jamur yang hifanya coenocystis yaitu Phycomycetes, dan jamur yang hifanya celluleer. Jamur ini dapat dibedakan menjadi jamur yang perkembangbiakannya hanya secara sexual saja yaitu Deuteromycetes atau fungsi Imperfecti dan jamur yang perkembangbiakannya secara asexual dan sexual. Jamur ini dapat dibedakan menjadi yang perkembangbiakannya sexual dengan ascospora yaitu Ascomycetes dan yang dengan basidiospora yaitu Basidiomycetes. Bakteri terdiri dari lima ordo tetapi yang penting untuk penyakit tumbuhan hanya ordo Eubacteriales dan Actiomycetales. Genus bakteri yang penting adalah Xanthomonas, Pseudomonas, Erwinia, Bacterium dan Streptomyces. Virus adalah mikroorganisme sub mikroskopis yang terdiri dari senyawa nucleoprotein, yang tersusun dari asam inti dan putih telur. Virus dapat diberi nama menurut SMITH yaitu berdasarkan tanaman inang yang diserangnya dan menurut HOLMES yaitu sesuai dengan pemberian nama organisme lainnya. Virus dapat disebarkan dan ditularkan serta di-inaktifkan dengan berbagai cara. Nematoda adalah cacing silindris yang tidak bersegmen, ada yang hidupnya secara saaprofitis dan ada yang parasitis. Yang parasitik dapat dibedakan menjadi ecto dan endoparasit. Yang Endoparasit ada yang dapat berpindah tempat dan ada yang menetap, keduanya dapat dikelompokkan menjadi yang tubuhnya tenggelam ke dalam tanaman inang sebagian saja dan yang tenggelam seluruhnya.
Pustaka : BAB III. PENYAKIT TANAMAN