Lazada Indonesia

Friday 17 June 2011

TUGAS EKOLOGI TANAMAN DAN FISIOLOGI PASCA PANEN


A.    MATA KULIAH : EKOLOGI TANAMAN
1.      Mengapa pergerakan unsure P dan K relative lambat?
Jawab:
Karena unsur P dan K bersifat imobil (tidak mudah melakukan pergerakan), bila ditambahkan ke dalam tanah, sebagian daripadanya diikat atau dibuat menjadi tidak tersedia bagi tanaman sekalipun keadaan tanah sangat baik.  Perubahan  unsur tersebut dalam bentuk dibutuhkan tanaman  melalui proses degradasi daridekomposisi bahan organik yang langsung dapat diserap tanaman. Dengan demikian ketersediannya dalam tanah terbatas dan tidak stabil tergantung dari populasi organisme.

2.      Mengapa air hujan lebih menyuburkan tanaman dibanding jenis air lainnya?
Jawab:
Karena air hujan mengandung unsur-unsur  yang  berasal dari reaksi pelarutan material yang ada di atmosfer dengan butiran air yang melewatinya. Selain itu, butiran air ini juga bereaksi dengan gas yang terdapat di atmosfer. Kandungan air hujan :
1. Kesadahan (hardness) : 19 mg/l sbg CaCO3
2. Calcium : 16 mg/l sbg CaCO3
3. Magnesium : 3 mg/l sbg MgCO3
4. Sodium : 6 mg/l sbg Na
5. Amonium : 0,8 mg/l sbg N
6. Bicarbonat : 12 mg/l sbg CaCO3
7. Keasaman : 4 mg/l sbg CaCO3
8. Chlorida : 9 mg/l sbg Cl
9. Sulfat : 10 mg/l sbg SO4
10. Nitrat : 0,1 mg/l sbg N
11. pH ` : 6,8

3.      Fiksasi N dapat terjadi dengan 3 cara, yaitu fisik, kimia, dan biologi. Jelaskan hal tersebut!
Jawab:
1)      Fiksasi fisik, yaitu pembutan ammonium nitrat (NH4NH3) melalui pabrik yang berbahan baku ammonia dan asam nitrat. Proses pembuatannya berupa proses kristalisasi, bahan baku amonia dan asam nitrat masuk ke reaktor dengan bentuk fasenya adalah amonia masih berupa gas dan asam nitrat telah berupa fase liquid. dari reaktor semua bahan baku tersebut di lanjutkan ke evaporator lalu dikristalizer dan akhirnya di separator dan jadilah amonium nitrat. Cara lain berupa Proses Prilling,  dan Proses Stengel atau Granulasi.
2)      Fiksasi kimia, Halilintar mengakibatkan fiksasi kimia nitrogen. Ledakan petir yang melalui udara memberikan cukup energi untuk menyatukan nitrogen dan oksigen membentuk nitrogen dioksida, NO2. Gas ini bereaksi dengan air membentuk asam nitrat, NO3.
3)      Fiksasi biologi, fiksasi N oleh mikroorganisme penambat N. Nitrat dalam tanah dan air terbanyak dibuat oleh mikroorganisme deangan cara biologis. Bakteri pengikat nitrogen terdapat dalam akar tanaman polongan. Dalam bintil di akar tanamana ini terdapat bakteri yang mampu mengikat sekitar 600 kg nitrogen. Dalam air nitrogen diikat juga oleh bakteri dan ganggang.

4.      Jelaskan mekanisme pembentukan (fiksasi) N ke dalam tanah!
Jawab:
Meskipun kadar N udara 78%, tetapi ketersediaan N dalam tanah sering menjadi faktor penghambat. Terdapat 70 juta kg N setiap hektar tanah. N2 harus diubah menjadi bentuk yang tersedia bagi tanaman. Fiksasi industri: N2 direduksi dengan energi yang besar (high energy inputs), pada temperatur tinggi 1.200 0C dan tekanan tinggi 500 atm. dengan reaksi: 3H2 + N2 –>  2NH3. NH3 (amonia anhidrat) digunakan langsung sebagai pupuk atau sebagai bahan baku pupuk N yang lain.
Berbagai mikrobia dapat menyemat N2: Simbiotik atau hidup bebas. Rhizobia dan legum. Hal ini penting bagi dunia pertanian. Bakteri simbiotik membentuk bintil akar,  tanaman inang menerima N yang tersemat sedangkan bakteri  menerima fotosintat. Rhizobia dan legum memiliki hubungan yang bersifat spesifik, legum yang yang berbeda membutuhkan spesies Rhizobia tertentu yang sesuai. Umumnya dilakukan inokulasi pada biji yang akan ditanam. Hal ini diperlukan terutama jika lahan baru untuk pertama kali ditanami legum tersebut atau untuk introduksi suatu strain baru. Strain memiliki kemampuan menyemat N yang berbeda-beda.

5.      Apa yang terjadi bila N berada pada level yang tinggi? Jelaskan!
Jawab:
Kelebihan N dapat meracuni tanaman, kandungan N yang tinggi menurunkan pH tanah dan kehidupan mikroorganisme terganggu sehingga pertumbuhan tanaman tidak normal dan mudah terserang hama dan penyakit.

6.      Pada siklus air (water cycle), jelaskan tentang kondensasi dan prepitasi!
Jawab:
·         Kondensasi (pengembunan), Ketika uap air mengembang, mendingin dan kemudian berkondensasi, biasanya pada partikel-partikel debu kecil di udara. Ketika kondensasi terjadi dapat berubah menjadi cair kembali atau langsung berubah menjadi padat (es, salju, hujan batu (hail)). Partikel-partikel air ini kemudian berkumpul dan membentuk awan.
·         Presipitasi, adalah pembentukan hujan, salju dan hujan batu (hail) yang berasal dari kumpulan awan. Awan-awan tersebut bergerak mengelilingi dunia, yang diatur oleh arus udara. Sebagai contoh, ketika awan-awan tersebut bergerak menuju pegunungan, awan-awan tersebut menjadi dingin, dan kemudian segera menjadi jenuh air yang kemudian air tersebut jatuh sebagai hujan, salju, dan hujan batu (hail), tergantung pada suhu udara sekitarnya.


 

B.     MATA KULIAH : FISIOLOGI PASCA PANEN

1.      Jelaskan cara menentukan laju respirasi dan faktor-faktor yang menentukan laju respirasi!
Jawab:
·                     Laju respirasi dapat dilihat dari kecepatan rusak dan pelayuan dari produk pertanian, karena semakin tinggi laju respirasi maka maka semakin cepat laju kemunduran mutu dan kesegaran produk pertanian. Hubungan yang erat antara laju respirasi dengan laju kemunduran mutu dan kesegaran, maka laju respirasi sering dijadikan indikator masa simpan atau masa hidup pascapanen produk segar hortikultura.
·         Faktor-faktor yang mempengaruhi laju respirasi adalah faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam bahan (buah dan sayur), meliputi tingkat perkembangan organ, komposisi kimia jaringan, ukuran produk, pelapisan alami, dan jenis jaringan. Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari lingkungan sekeliling bahan, meliputi suhu, etilen, ketersediaan oksigen, karbon dioksida, dan luka pada bahan

2.      Jelaskan perbedaan antara buah klimaterik dan non klimaterik!
Jawab:
·         Buah klimaterik
o   Setelah dipetik memiliki fase pematangan, misalnya pelunakan, menjadi lebih manis dan keasaman berkurang. Contohnya pepaya, mangga dll.
o   Mengalami peningkatan produksi etilen dan respirasi selama pematangan, sehingga mempercepat proses pematangan.
·         Buah non klimaterik
o   Tidak mengalami fase pematangan setelah dipetik, kalau dipetik muda maka ia tetap muda kemudian rusak. Misalnya kelapa, anggur dll.

3.      Jelaskan peristiwa biokimia yang terjadi pada buah muda dan buah tua!
Jawab:
·         Pada buah muda laju  fotosintesis masih tinggi,  karena buah banyak mengandung klorofil dan pada buah yang sudah tua laju fotosintesis sangat lambat karena adanya perombakan klorofil ke figmen warna lain .
·         Laju respirasi buah yang tua lebih tinggi dibanding buah yang mudah, karena adanya perubahan fisiologi dan perubahan kandungan kimia buah seperti adanya produksi etilen.

4.      Jelaskan hubungan etilena (C2H4) dengan laju respirasi!
Jawab:
Perubahan fisiologi yang terjadi selama proses pematangan adalah terjadinya proses respirasi kliamterik, diduga dalam proses pematangan oleh etilen mempengaruhi respirasi klimaterik melalui dua cara, yaitu:
·         Etilen mempengaruhi permeabilitas membran, sehingga permeabilitas sel menjadi besar, hal tersebut mengakibatkan proses pelunakan sehingga metabolisme respirasi dipercepat.
·         Selama klimaterik, kandungan protein meningkat dan diduga etilen lebih merangsang sintesis protein pada saat itu. Protein yang terbentuk akan terlihat dalam proses pematangan dan proses klimaterik mengalami peningkatan enzim-enzim respirasi.

5.      Apakah etilen terdapat secara alami atau merupakan zat buatan? Jelaskan!
Jawab:
Etilen merupakan hormon tumbuh yang diproduksi dari hasil metabolisme normal dalam tanaman. Etilen berperan dalam pematangan buah dan kerontokan daun. Senyawa etilen pada tumbuhan ditemukan dalam fase gas, sehingga disebut juga gas etilen. Gas etilen tidak berwarna dan mudah menguap. Etilen diproduksi oleh tumbuhan tingkat tinggi dari asam amino metionin yang esensial pada seluruh jaringan tumbuhan. Produksi etilen bergantung pada tipe jaringan, spesies tumbuhan, dan tingkatan perkembangan. Etilen dibentuk dari metionin melalui 3 proses:
·            ATP merupakan komponen penting dalam sintesis etilen. ATP dan air akan membuat metionin kehilangan 3 gugus fosfat.
·            Asam 1-aminosiklopropana-1-karboksilat sintase(ACC-sintase) kemudian memfasilitasi produksi ACC dan SAM (S-adenosil metionin).
·            Oksigen dibutuhkan untuk mengoksidasi ACC dan memproduksi etilen. Reaksi ini dikatalisasi menggunakan enzim pembentuk etilen.

6.      Jelaskan perubahan-perubahan kimia yang terjadi pada buah yang mengalami pematangan dan penuaan yang mengakibatkan perubahan warna dan tekstur!
Jawab:
·         Perubahan warna,
Perubahan warna yang umum terjadi adalah hilangnya warna hijau, perubahan warna terjadi karena adanya pemecahan klorofil sedikit demi sedikit secara enzimatik sehingga zat warna alami lainnya akan terbuka atau nampak. Perubahan enzimatik klorofil ini disebabkan oleh aktivitas enzim klorofilase yang merubah klorofil menjadi klorofilid. Hilangnya klorofil berkaitan munculnya pigmen kuning hingga merah yang menyebabkan buah berwarna kuning, oranye dan merah-oranye.
·         Perubahan tekstur,
Perubahan jumlah karbohidrat dalam buah selama proses pemasakan yang diakibatkan oleh pemecahan polimer karbohidrat, khususnya perubahan pati menjadi glucose (gula) mempengaruhi rasa dan tekstur buah. Peningkatan gula cenderung menyebabkan rasa manis, sedangkan pemecahan polimer karbohidrat khususnya pectin dan hemisellulosa akan melemahkan dinding sel dan daya kohesif yang mengikat sel-sel, sehingga tekstur buah menjadi lunak dan pada akhirnya struktur tanaman akan rusak.

7.      Apakah ada perbedaan perubahan-perubahan kimia terjadi pada buah klimaterik dan non klimaterik? Jelaskan!
Jawab:
Perbedaan perubahan kimia antara buah klimaterik dan non klimaterik adalah: Buah-buahan non-klimakterik menghasilkan sedikit etilen dan tidak memberikan respon terhadap etilen kecuali dalam hal degreening (penurunan kadar kloropil) pada jeruk dan nenas. Buah klimakterik menghasilkan lebih banyak etilen pada saat matang dan mempercepat dan lebih seragam tingkat kematangannya pada saat pemberian etilen. Dengan demikian perubahan-perubahan kimia lebih cepat terjadi pada buah klimaterik dibanding pada buah non klimaterik.

8.      Jelaskan perbedaan perubahan-perubahan kimiawi yang terjadi pada buah muda dan buah tua! Manakah yang lebih tinggi laju perubahannya, buah muda atau buah tua? Jelaskan!
Jawab
·         Buah muda tidak mengalami perombakan warna hijau, buah tua mengalami perombakan warna hijau (klorofil), rasa sepat dan sedikit asam.
·         Buah muda menyimpan karbohidrat dalam bentuk pati, kadar asamnya tinggi dan teksturnya keras, sedangkan buah tua mereduksi karbohidrat menjadi glukosa sehingga buah terasa manis dan bertekstur lunak.
·         Perubahan kimia pada buah yang tua lebih tinggi dibanding buah yang muda karena dipengaruhi oleh aktivitas enzim, laju resfirasi dan produksi etilen.

catatan:
  • jawaban dikumpulkan dari berbagai sumber
  • mohon saran bila ada jawaban dianggap kurang tepat

Wednesday 15 June 2011

Pestisida dan Teknik Aplikasi

Kesimpulan Materi
Usman Arman Bgs.
  A.    PENDAHULUAN
     a.       Pengertian Pestisida
Pestisida berasal dari kata Pesticide yaitu pest dan cide. Pest artinya organism pengganggu tanaman (hama) dan cide artinya racun atau pembasmi. Definisi pestisida adalah semua zat/bahan yang dapat digunakan untuk mengendalikan organism pengganggu tanaman (hama penyakit, dan gulma).
Pengertian Pestisida Secara harfiah berarti pest killing agent atau bahan pembunuh hama. (Tan Malaka, 1994 dalam S. Suciaynti, 2010) Pengertian menurut Sub Dit P2 Pestisida (1990), adalah semua bahan kimia, binatang maupun tumbuhan yang digunakan untuk mengendalikan hama. (Syamsuir Munaf, 1997 dalam S. Suciaynti, 2010)  Pestisida Adalah Semua zat atau campuran zat yang khusus digunakan untuk mengatur pertumbuhan tanaman atau pengering tanaman
(Syamsuir Munaf, 1997 dalam S. Suciaynti, 2010) Pengertian lain tentang pestisida adalah semua zat kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus digunakan untuk :
-          memberantas atau mencegah hama dan penyakit yang merusak tanaman.
-          memberantas rerumputan
-          mematikan daun dan mencegah pertumbuhan yang tidak diinginkan.
-          mengatur atau merangsang pertumbuhan tanaman atau bagian tanaman.
-          memberantas atau mencegah hama luar pada hewan peliharaan.
-          memberantas atau mencegah hama-hama air.
-          memberantas atau mencegah binatang dan jasad renik dalam rumah, alat-alat angkutan, dan alat-alat pertanian.
-          memberantas atau mencegah binatang yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia atau binatang yang dapat menyebabkan penyakit yang perlu dilindungi.
Pestisida juga diartikan sebagai substansi kimia dan bahan lain yang mengatur dan atau menstimulir pertumbuhan tanaman atau bagian-bagian tanaman. Sesuai konsep Pengendalian Hama Terpadu (PHT), penggunaan pestisida ditujukan bukan untuk memberantas atau membunuh hama, namun lebih dititiberatkan untuk mengendalikan hama sedemikian rupa hingga berada dibawah batas ambang ekonomi atau ambang kendali. 
b.      Penggolongan Pestisida
Pestisida dapat digolongkan menjadi bermacam-macam dengan berdasarkan fungsi dan asal katanya. Penggolongan tersebut disajikan sbb.:
·         Akarisida, berasal dari kata akari yang dalam bahasa Yunani berarti tungau atau kutu. Akarisida sering juga disebut sebagai mitesida. Fungsinya untuk membunuh tungau atau kutu.
·          Algisida, berasal dari kata alga yang dalam bahasa latinnya berarti ganggang laut. Berfungsi untuk melawan alge.
·         Avisida, berasal dari kata avis yang dalam bahasa latinnya berarti burung. Berfungsi sebagai pembunuh atau zat penolak burung serta pengontrol populasi burung.
·         Bakterisida, berasal dari kata latin bacterium atau kata Yunani bacron. Berfungsi untuk melawan bakteri.
·          Fungisida, berasal dari kata latin fungus atau kata Yunani spongos yang berarti jamur, berfungsi untuk membunuh jamur atau cendawan.
·         Herbisida, berasal dari kata latin herba yang berarti tanaman setahun. Berfungsi membunuh gulma (tumbuhan pengganggu).
·          Insektisida, berasal dari kata latin insectum yang berarti potongan, keratan atau segmen tubuh. Berfungsi untuk membunuh serangga.
·          Larvisida, berasal dari kata Yunani lar. Berfungsi untuk membunuh ulat atau larva.
·         Molluksisida, berasal dari kata Yunani molluscus yang berarti berselubung tipis lembek. Berfungsi untuk membunuh siput.
·         Nematisida, berasal dari kata latin nematoda atau bahasa Yunani nema yang berarti benang, berfungsi untuk membunuh nematoda (semacam cacing yang hidup di akar).
·         Ovisida, berasal dari kata latin ovum yang berarti telur. Berfungsi untuk membunuh telur.
·         Pedukulisida, berasal dari kata latin pedis berarti kutu, tuma. Berfungsi untuk membunuh kutu atau tuma.
·         Piscisida, berasal dari kata Yunani piscis yang berarti ikan. Berfungsi untuk membunuh ikan.
·          Rodentisida, berasal dari kata Yunani rodera yang berarti pengerat. Berfungsi untuk membunuh binatang pengerat, seperti tikus.
·         Predisida, berasal dari kata Yunani praeda yang berarti pemangsa. Berfungsi untuk membunuh pemangsa (predator).
·         Silvisida, berasal dari kata latin silva yang berarti hutan. Berfungsi untuk membunuh pohon.
·         Termisida, berasal dari kata Yunani termes yang berarti serangga pelubang daun. Berfungsi untuk membunuh rayap.
c.       Prinsif Penggunaan Pestisida
Prinsip penggunaan pestisida adalah harus:
o   legal tidak melanggar peraturan
o   Bijaksana ekonomis dan efisien serta aman bagi pengguna, konsumen, dan lingkungan
o   Benar dengan mengikuti kaidah 5 tepat   aplikasi pestisida :
tepat sasaran, tepat pestisida, tepat waktu, tepat takaran dan tepat cara
Penggunaan pestisida tanpa mengikuti aturan yang diberikan membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan, serta juga dapat merusak ekosistem.
d.      Perananan Pemerintah dalam Penggunaan Pestisida
Untuk melindungi keselamatan manusia dan sumber-sumber kekayaan alam khususnya kekayaan alam hayati, dan supaya pestisida dapat digunakan efektif, maka peredaran, penyimpanan dan penggunaan pestisida diatur dengan Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1973. Dalam peraturan tersebut antara lain ditentukan bahwa:
Ø  tiap pestisida harus didaftarkan kepada Menteri Pertanian melalui Komisi Pestisida untuk dimintakan izin penggunaannya
Ø  hanya pestisida yang penggunaannya terdaftar dan atau diizinkan oleh Menteri Pertanian boleh disimpan, diedarkan dan digunakan
Ø  pestisida yang penggunaannya terdaftar dan atau diizinkan oleh Menteri Pertanian hanya boleh disimpan, diedarkan dan digunakan menurut ketentuan-ketentuan yang ditetapkan dalam izin pestisida itu
Ø  tiap pestisida harus diberi label dalam bahasa Indonesia yang berisi keterangan-keterangan yang dimaksud dalam surat Keputusan Menteri Pertanian No. 429/ Kpts/Mm/1/1973 dan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang ditetapkan dalam pendaftaran dan izin masing-masing pestisida

B.     PESTISIDA ORGANIK
Di era serba organik seperti sekarang ini, penggunaan pestisida organik cukup mendukung untuk mengatasi masalah gangguan serangan hama tanaman komersial. Pestisida organic pun dapat menjamin keamanan ekosistem. Dengan pestisida organik, hama hanya terusir dari tanaman petani tanpa membunuh. Selain itu penggunaan pestisida organik dapat mencegah lahan pertanian menjadi keras dan menghindari ketergantungan pada pestisida kimia.
Penggunaan pestisida organik harus dilakukan dengan hati-hati dan dengan kesabaran serta ketelitian. Banyaknya pestisida organik yang disemprotkan ke tanaman harus disesuaikan dengan hama. Waktu penyemprotan juga harus diperhatikan petani sesuai dengan siklus perkembangan hama.
Untuk pencegahan adanya hama, penyemprotan dapat dilakukan secara periodik pada tanaman sayuran. Sebaiknya dalam waktu satu minggu sekali atau disesuaikan dengan ada tidaknya hama karena hama selalu berpindah.
Kelebihan pestisida Organik.
1.      Degradasi/penguraian yang cepat oleh sinar matahari
2.      Memiliki pengaruh yang cepat, yaitu menghentikan napsu makan serangga walaupun jarang menyebabkan kematian
3.      Toksisitasnya umumnya rendah terhadap hewan dan relative lebih aman pada manusia dan lingkungan
4.      Memiliki spectrum pengendalian yang luas (racun lambung dan syaraf) dan bersifat selektif
5.      Dapat diandalkan untuk mengatasi OPT yang telah kebal pada pestisida kimia
6.      Phitotoksitas rendah, yaitu tidak meracuni dan merusak tanaman
7.      Murah dan mudah dibuat oleh petani
Kelemahannya:
1.      Cepat terurai dan daya kerjanya relatif lambat sehingga aplikasinya harus lebih sering
2.      Daya racunnya rendah (tidak langsung mematikan bagi serangga)
3.      Produksinya belum dapat dilakukan dalam jumlah besar karena keterbatasan bahan baku
4.      Kurang praktis
5.      Tidak tahan disimpan
Berbagai jenis pestisida organik antara lain :
o    Pestisida yang berasal dari ikan mujair. Pestisida dari ikan mujair dapat mengatasi hama tanaman terong dan pare, baik itu ulat, serangga, ataupun jamur. Cara membuat pestisida organik dari ikan mujair : 1 kg ikan mujair dari empang, dimasukkan ke plastik, dibiarkan selama 3 hari. Kemudian direbus dengan dua liter air selama dua jam dan disaring. Dapat digunakan secara langsung atau ditambahkan tembakau dahulu.
o    Pestisida organik lainnya dapat diperoleh dari biji mahoni, kunyit, jahe, serai dan cabe. Pembuatannya dengan dihaluskan, diberi air, diperas dan disaring. Untuk cabe saat penyemprotan harus hati-hati jangan sampai berbalik arah mengenai manusia.
o    Pestisida dari mahoni untuk mengatasi hama tanaman terong dan pare, baik itu ulat, serangga, ataupun jamur. Kunyit, jahe, serai untuk mengatasi jamur tanaman dan buah. Cabe untuk mengatasi semua jenis hama kecuali hama di dalam tanah.
o    Selain dengan pestisida organik buatan, pengusiran hama lalat buah juga dapat dilakukan dengan pengalihan perhatian hama pada warna-warna yang disukainya. Caranya dengan memasang warna tertentu yang bisa menarik lalat buah di sekitar tanaman. Pertanian secara tumpang sari juga bisa menjadi alternatif mengurangi hama tanaman tertentu.

C.    PESTISIDA KIMIA
Salah satu cara untuk melindungi tanaman budidaya terhadap gangguan hama dan penyakit adalah dengan menggunakan pestisida yang merupakan senyawa kimia yang mempunyai sifat racun dan dapat mematikan hama. Insektisida adalah senyawa kimia yang dipakai memberantas serangga perusak yang menyerang tanaman yang di budidayakan sehingga dapat menyebabkan kerugian secara ekonomi.
Pestisida kimia merupakan pengendalian hama secara kimiawi yang memberantas serangan hama atau penyakit yang menyerang tanaman budidaya yang dapat menyebabkan kerugian secara ekonomi. Pestisida kimia tersusun dan unsur kimia yang jumlahnya tidak kurang dari 105 unsur. Namun yang sering digunakan sebagai unsur pestisida adalah 21 unsur. Unsur atau atom yang lebih sering dipakai adalah carbon, hydrogen, oxigen, nitrogen, phosphor, chlorine dan sulfur. Sedangkan yang berasal dari logam atau semi logam adalah ferum, cuprum, mercury, zinc dan arsenic.
·         Cara Penggunaan Pestisida Kimia
Cara penggunaan pestisida yang tepat merupakan salah satu faktor yang penting dalam menentukan keberhasilan pengendalian hama. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan pestisida, di antaranya adalah keadaan angin, suhu udara, kelembapan dan curah hujan. Angin yang tenang dan stabil akan mengurangi pelayangan partikel pestisida di udara. Apabila suhu di bagian bawah lebih panas, pestisida akan naik bergerak ke atas. Demikian pula kelembapan yang tinggi akan mempermudah terjadinya hidrolisis partikel pestisida yang menyebabkan kurangnya daya racun. Sedang curah hujan dapat menyebabkan pencucian pestisida yang akan menyebkan berkurangnya daya kerja pestisida.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan pestisida adalah ketepatan penentuan dosis. Dosis yang terlalu tinggi akan menyebabkan pemborosan pestisida, di samping merusak lingkungan. Dosis yang terlalu rendah menyebabkan hama sasaran tidak mati. Di samping berakibat mempercepat timbulnya persistensi.
·         Keuntungan Menggunakan Pestisida Kimia
ü  Cepat terlihat hasilnya
ü  Spesifik penggunaannya
ü  Menghemat waktu
ü  Bisa dipakai sesuai dengan keinginan kita
ü  meningkatkan produksi tanaman karena terbebas dari serangan hama dan penyakit
·         Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Penggunaan Pestisida Kimia
1.    Dosis pestisida
Dosis adalah jumlah pestisida dalam liter atau kilogram yang digunakan untuk mengendalikan hama tiap satuan luas tertentu atau tiap tanaman yang dilakukan dalam satu kali aplikasi atau lebih. Ada pula yang mengartikan dosis adalah jumlah pestisida yang telah dicampur atau diencerkan dengan air yang digunakan untuk menyemprot hama dengan satuan luas tertentu. Dosis bahan aktif adalah jumlah bahan aktif pestisida yang dibutuhkan untuk keperluan satuan luas atau satuan volume larutan. Besarnya suatu dosis pestisida biasanya tercantum dalam label pestisida.
2.      Konsentrasi pestisida
Ada tiga macam konsentrasi yang perlu diperhatikan dalam hal penggunaan pestisida, yaitu:
o   Konsentrasi bahan aktif, yaitu persentase bahan aktif suatu pestisida dalam larutan yang sudah dicampur dengan air.
o   Konsentrasi formulasi, yaitu banyaknya pestisida dalam cc atau gram setiap liter air.
o   Konsentrasi larutan atau konsentrasi pestisida, yaitu persentase kandungan pestisida dalam suatu larutan jadi.

D.    Kesimpulan
Definisi pestisida adalah semua zat/bahan yang dapat digunakan untuk mengendalikan organism pengganggu tanaman (hama penyakit, dan gulma).
Secara umum fungsi dari pestisida adalah :
-          memberantas atau mencegah hama dan penyakit yang merusak tanaman.
-          memberantas rerumputan
-          mematikan daun dan mencegah pertumbuhan yang tidak diinginkan.
-          mengatur atau merangsang pertumbuhan tanaman atau bagian tanaman.
-          memberantas atau mencegah hama luar pada hewan peliharaan.
-          memberantas atau mencegah hama-hama air.
-          memberantas atau mencegah binatang dan jasad renik dalam rumah, alat-alat angkutan, dan alat-alat pertanian.
-          memberantas atau mencegah binatang yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia atau binatang yang dapat menyebabkan penyakit yang perlu dilindungi.
Pestisida dapat dibagi menjadi dua golongan berdasarkan sumber bahan pembuatannya yaitu :
1.      Pestisida kimia, yang terbuat dari bahan-bahan sintetis ( zat-zat kimia), dan
2.      Pestisida organic, yang terbuat dari bahan-bahan organic seperti tanaman dan hewan.


E.     Daftar Pustaka

Anonim. 2010 Tugas DPT.     http://mellisaindri.blogspot.com/.../tugas-dpt.html       
______. 2008. Pengendalian Hama dan Penyakit dengan Pestisida Nabati   http://isroi-wordpress.com/.../pengendalian-hama-dan-penyakit-dengan-pestisida-nabati/
S. Suciyanti. 2010. Bahan Kuliah Perdana.Pare-pare.UMPAR